Beranda | Artikel
Membela Kalimat Tauhid dengan Istigatsah Hanya Kepada Allah
Kamis, 15 November 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas

Membela Kalimat Tauhid dengan Istigatsah Hanya Kepada Allah adalah Tabligh Akbar yang disampaikan oleh Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas. Tabligh akbar bersama Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas ini diselenggarakan di Masjid Habiburrahman PTDI Bandara Husein Sastranegara – Bandung pada Ahad, 02 Robi’ul Awal 1440 H / 10 November 2018.

Ceramah Agama Tentang Membela Kalimat Tauhid dengan Istigatsah Hanya Kepada Allah – Tabligh Akbar

Upaya kita dalam membela kalimat tauhid adalah dengan ilmu. Bukan dengan teriak-teriak, pawai, demo ataupun yang lain. Tapi dengan belajar agama yang benar sampai orang faham tentang Islam. Kebanyakan manusia fasik dan seharusnya mereka belajar agama ini. Baru Allah akan berikan izzah kepada Islam ini. Semua selain Islam adalah batil dan membawa ke neraka. Allah tidak akan ridho dengan agama selain Islam.

Kita harus menghadapi mereka dengan semangat mempelajari agama ini. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ ﴿٣٣﴾

Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (QS. At-Taubah[9]: 33)

Yang dimaksud dengan Al-Huda adalah ilmu yang bermanfaat. Yang dimaksud dengan agama yang haq adalah amal shalih. Maka apa yang Allah utus dengannya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mencakup penjelasan tentang kebenaran dari kebatilan. Artinya Nabi menjelaskan ini haq dan ini batil. Semua telah dijelaskan, baik tentang nama-nama Allah dan sifatNya, tentang perbuatan-perbuatan Allah, tentang hukum-hukumNya, tentang berita-beritaNya, juga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah untuk memerintahkan semua yang bermanfaat bagi hati, bermanfaat bagi ruh, bermanfaat bagi badan dengan mengikhlaskan agama ini semata-mata karena Allah, mencintai Allah dan beribadah hanya kepada Allah semata. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan akhlak yang mulia, tingkah laku dan adab yang baik, juga amal-amal shalih. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang dari setiap lawan dari pada itu.

Allah mengutus dengan petunjuk dan agama yang haq agar Allah meninggikan agama ini diseluruh agama yang lain meskipun orang-orang Musyrik tidak menyukainya. Islam ditinggikan dengan hujjah, dengan dalil, dengan bukti, dan juga dengan pedang dan tombak. Artinya yang pertama dengan ilmu terlebih dahulu kita pelajari. Nanti ketika orang-orang kafir itu memerangi orang Islam, yang ada adalah jihad di medan perang.

Allah berjanji untuk memenangkan agama ini diatas semua agama. Hanya saja syaratnya belum terpenuhi. Jadi umat Islam harus memenuhi syarat itu terlebih dahulu. Allah pasti akan menolong dan meninggikan agama Islam ini diatas seluruh agama. Syaratnya Allah sebutkan dalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّـهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ ﴿٧﴾

Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad[47]: 7)

Menolong agama Allah dengan belajar dan memahami dengan pemahaman yang benar lalu mengamalkannya dan bagi orang-orang yang berilmu mendakwahkannya. Dakwah ini termasuk jihad. Maka Imam Ibnu Qayyim didalam kitabnya Zadul Maad Fi Hadyi Khairil Ibad, beliau menyebutkan empat tingkatan jihad. Yaitu:

Pertama, orang harus berjihad untuk tholabul ‘ilmi. Tidak akan mungkin bisa mendapatkan ilmu agama yang benar tanpa jihad.

Kedua, seseorang harus berjihad dengan mengamalkannya. Sebab Islam untuk diamalkan.

Ketiga, berjihad dengan dakwah. Sampaikan Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman para sahabat. Menjelaskan kepada umat tentang tauhid, itu yang harus ditegaskan. Sehingga orang yang tidak tahu agama menjadi tahu agama. Yang tadinya tidak faham menjadi faham. Jelaskan kepada mereka tentang syirik, tauhid, sunnah, bid’ah, sehingga umat faham. Dan perjuangan seperti ini yang justru dibenci oleh orang kafir dan juga oleh tokoh-tokoh munafik. Maka harus tegak dakwah ini, tidak boleh berhenti selama ada langit dan bumi. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُم بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا ﴿٥٢﴾

Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar.” (QS. Al-Furqan[25]: 52)

Artinya kita betul-betul menjelaskan kepada umat. Allah sebutkan demikian. Berarti kita harus faham tentang Al-Qur’an dan Sunnah. Dan mempelajari hal ini tidak bisa dalam waktu yang singkat.

Keempat, jihad dengan sabar. Karena dakwah ini banyak tantangannya. Kalau seseorang sudah terjun dimedan dakwah, pasti ada celaan, cacian, makian, hinaan dan yang lainnya sebagaimana pendahulu mereka para Rasul ‘alaihimush shalatu was salam. Mereka berdakwah dimusuhi oleh umatnya.  Sudah pasti dituduh. Karena yang kita sampaikan adalah kebenaran dan setan tidak menyukai itu. Maka dari itu kita harus terus ngaji untuk tetap dalam agama ini.

Mengembalikan Manusia Kepada Al-Qur’an dan Sunnah

Kita wajib mengembalikan umat kepada Al-Qur’an dan sunnah dengan pemahaman para sahabat. Karena Allah yang memerintahkan demikian. Kita tidak akan mungkin mendapatkan keridhoan Allah kecuali kita mengikuti cara beragamanya para sahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in. Karena Allah sudah ridho dan Allah jamin mereka masuk surga. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّـهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿١٠٠﴾

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah[9]: 100)

Allah akan ridho kalau kita mengikuti mereka dengan baik. Dalam semua hal. Karena sebaik-baik manusia adalah para sahabat. Mulai tentang aqidahnya, ilmunya, pemahamannya, amalnya, dakwahnya, jidahnya, imannya, sedekahnya, muamalahnya, merekalah yang terbaik. Maka dari itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ

“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (HR. Bukhari no. 3651, dan Muslim no. 2533)

Dan yang paling menonjol dari para sahabat adalah tegaknya mereka dalam amar ma’ruf nahi munkar. Ini yang sekarang mulai hilang. Padahal Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّـهِ ۗ …

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…” (QS. Ali-Imran[3]: 110)

Ma’ruf yang paling ma’ruf adalah tauhid dan munkar yang paling munkar adalah syirik. Ini yang terus diingatkan oleh para sahabat. Manhaj sahabat ini harus kita ikuti. Jika tidak, maka sesat dan menyimpang. Inilah yang harus kita pelajari. Kemudian juga tentang bagaimana petunjuk salaf dalam menuntut ilmu? Bagaimana petunjuk salaf dalam bermuamalah? Bahkan dengan tokoh ahlul bid’ah ada kaida-kaidahnya, banyak lagi yang lainnya. Lengkap!

Maka dari itu penisbatan kita kepada salaf harus secara keseluruhan. Karena Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴿٢٠٨﴾

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah[2]: 208)

Salaf merupakan Islam itu sendiri. Bukan satu nama yang baru. Tokoh salaf yang pertama adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepada Fathimah, ”Sesungguhnya sebaik-baik salaf adalah aku untukmu.” (HR. Muslim no. 2450)

Islam Agama Tauhid

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّـهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ …

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”,…” (QS. An-Nahl[16]: 36)

Setiap umat diutus oleh Rasul. Semuanya menyeru untuk beribadah kepada Allah dan menjauhkan segala macam perbuatan syirik. Kemudian ayat yang lain, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ ﴿٢٥﴾

Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.” (QS. Al-Anbiya[21]: 25)

Jadi, semua Nabi dan Rasul ‘alaihimush shalatu was salam mendakwahkan dakwah tauhid. Kalau mereka tidak bertauhid, yang dikhawatirkan adalah Allah turunkan adzab.

لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّـهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ ﴿٥٩﴾

Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya”. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).” (QS. Al-A’raf[7]: 59)

Maka dari itu harus kita peringatkan. Kalau orang tidak bertauhid kepada Allah, kalau orang terus berbuat syirik kepada Allah, yang ada adzab. Dan bangsa ini sudah banyak terkena adzab, musibah karena banyak orang yang berbuat syirik.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ﴿٤١﴾

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum[30]: 41)

Lihatlah, Allah siksa mereka dengan sebagian perbuatan mereka. Yang dilakukan sekarang ini, semua dosa. Syirik, bid’ah, riba, judi, zina, homo, dan segala macam dosa dilakukan. Allah baru memberikan hukuman sebagian, belum semuanya. Kalau semuanya, habis bangsa ini.

Lalu diayat selanjutnya Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِن قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُم مُّشْرِكِينَ ﴿٤٢﴾

Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)“.” (QS. Ar-Rum[30]: 42)

Karena masih ada orang-orang dibangsa ini yang taat kepada Allah. Masih ada orang-orang yang kembali kepada Allah, bertaubat. Maka Allah tidak habiskan. Allah berjanji tidak akan menghabiskan semuanya selama masih ada orang-orang yang tunduk, taat, beristighfar kepada Allah subhanahu wa ta’ala. 

Harus ada diantara kita yang terus memperbaiki. Dakwah salaf adalah dakwah yang diberkahi oleh Allah. Karena dakwah ini memperbaiki umat. Perbaikan yang paling besar yaitu perbaikan terhadap perbuatan syirik dan pelanggaran-pelanggaran syariat. Maka dari itu kita memperbaiki agar mereka  mentauhidkan Allah, beraqidah dengan aqidah yang benar. Jika masih ada orang yang mengajak kepada kebaikan, maka Allah tidak akan mengadzab semuanya. Tapi kalau tidak ada lagi orang yang muslih, maka Allah akan adzab semuanya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ ﴿١١٧﴾

Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Hud[11]: 117)

Pada ayat di atas disebutkan “Mushlih”, bukan “Shalih”. Kalau shalih, banyak orang shalih. Tapi yang Allah tekankan disini adalah “Mushlih”, memperbaiki orang lain.

Simak Penjelasan Lengkap dan Download MP3 Ceramah Agama Islam Tentang Membela Kalimat Tauhid dengan Istigatsah Hanya Kepada Allah – Tabligh Akbar


Mari raih pahala dan kebaikan dengan membagikan tautan ceramah agama ini ke Jejaring Sosial yang Anda miliki seperti Facebook, Twitter, Google+ dan yang lainnya. Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan Anda.

Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com

Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :

Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv

Pencarian: kalimat tauhid latin, lafadz kalimat tauhid, kalimat tauhid arab, bunyi kalimat tauhid, isi kalimat tauhid, kalimat tauhid beserta dalilnya, tulisan arab kalimat tauhid, kalimat tauhid dibakar, lafadz kalimat tauhid, kalimat tauhid adalah, kalimat tauhid latin, kalimat tauhid arab, bunyi kalimat tauhid, kalimat tauhid beserta dalilnya, tulisan arab kalimat tauhid, keutamaan kalimat tauhid, tulisan arab kalimat tauhid, kalimat tauhid dibakar, lafadz kalimat tauhid, kalimat tauhid adalah, kalimat tauhid latin, kalimat tauhid arab, bunyi kalimat tauhid, kalimat tauhid beserta dalilnya, tulisan arab kalimat tauhid, keutamaan kalimat tauhid, kalimat tauhid lailahaillallah, lafadz kalimat tauhid lailahaillallah, kalimat tauhid latin lailahaillallah, kalimat tauhid beserta dalilnya, bunyi kalimat tauhid lailahaillallah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45152-membela-kalimat-tauhid-dengan-istigatsah-hanya-kepada-allah/